MUSI BANYUASIN- Laporan dugaan money politic yang melibatkan pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muba nomor urut 2, Toha-Rohman, terus bergulir. Dua laporan yang melibatkan tim pemenangan paslon ini telah memasuki tahap klarifikasi di Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu Muba.
Ketua Bawaslu Muba, Beri Pirmansyah, menegaskan bahwa proses penyelidikan terus berlanjut. “Saat ini kami sudah dalam tahap klarifikasi. Hasil dari klarifikasi ini yang akan menentukan apakah laporan akan dilanjutkan atau dihentikan,” ujarnya pada Senin (21/10/2024).
Bawaslu Sumsel turut memantau kasus ini dengan ketat. Ketua Bawaslu Sumsel, Kurniawan, menyatakan bahwa laporan yang sudah masuk dalam proses Gakkumdu bisa berujung pada sanksi berat jika terbukti. “Ini bisa berujung pada sanksi administratif hingga pidana, termasuk kemungkinan pembatalan pencalonan,” ungkapnya.
Bawaslu Sumsel juga menegaskan komitmennya untuk menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi. “Kami akan terus berkoordinasi dengan Bawaslu Muba untuk memastikan aturan ditegakkan tanpa pandang bulu,” tambah Kurniawan.
Sebelum ini, Pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar, berpendapat bahwa kasus dugaan money politic yang melibatkan Toha-Rohman telah memperburuk citra paslon ini di mata publik. “Masyarakat Muba mulai meragukan kredibilitas mereka, dan ini tercermin dari sentimen negatif yang semakin meningkat di media sosial dan pemberitaan lokal,” kata Bagindo.
Sentimen negatif terhadap Toha-Rohman meningkat signifikan setelah video bagi-bagi uang oleh tim mereka viral di berbagai platform. Hal ini semakin menggerus elektabilitas mereka, terlebih di saat rival utamanya, Lucianty, terus menunjukkan dominasi dan citra positif.
Sebab di sisi lain, calon bupati Lucianty semakin menguatkan posisinya di Pilkada Muba. Dengan program-program yang konkret serta reputasinya sebagai pengusaha sukses, Lucianty mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. “Lucianty jauh lebih dipercaya oleh masyarakat karena programnya jelas dan memiliki rekam jejak yang positif dalam dunia bisnis, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Toha-Rohman,” tambah Bagindo.
Dengan meningkatnya sentimen negatif terhadap Toha-Rohman, ada kemungkinan Lucianty akan menghadapi “kotak kosong” jika pencalonan Toha-Rohman dibatalkan karena terbukti melakukan money politik. “Jika Bawaslu dan Gakkumdu tegas, kita bisa melihat Pilkada Muba berubah menjadi pertarungan antara Lucianty dan kotak kosong,” ujarnya.
Komentar