Kasus DBD di Sumsel Tembus 2.058 Kasus, 16 Tewas

Palembang – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan (Sumsel) sepanjang 2024 (Januari-Maret) naik drastis dibanding 2 tahun terakhir. Hingga 25 Maret, jumlah kasusnya mencapai 2.058 orang.

Kasus terbanyak ada di Kota Palembang, Musi Banyuasin (Muba) dan Banyuasin. Angka kasus DBD di Sumsel hampir 3 kali lebih tinggi dari 2022 yang mencapai 841 kasus dan 2023 sebanyak 835 kasus.

“Untuk kasus kematian, sepanjang Januari-Maret tahun ini sudah mencapai 16 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Trisnawarman, Selasa (26/3/2024).

Angka kematian itu sementara ini lebih rendah dibandingkan 2 tahun terakhir. Sepanjang Januari-Desember 2022, angka kematian akibat DBD mencapai 31 orang dan 2023 sebanyak 22 orang. Ia berharap, tidak ada lagi kasus kematian di Sumsel.

“Saat ini kasus DBD sudah melandai. Pada Maret ini hanya 115 kasus dengan 75 di antaranya di Palembang. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan Februari yang mencapai 494 kasus. Terbesar pada Januari lalu, sebanyak 1.449 kasus,” ungkapnya.

Peningkatan kewaspadaan dan pencegahan DBD di Sumsel kian meluas, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran (SE) yanh ditujukan kepada Dinkes kabupaten/kota dan pihak rumah sakit se-Sumsel. Menurutnya, prediksi BMKG potensi hujam masih akan terua terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

Dalam SE itu, beberapa hal diminta untuk ditindaklanjuti. Seperti soal pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus masif digelar dan kesiapsiagaan fasilitas pelayanan kesehatan ketika terdapat pasien yang didiagnosis dengue.

Selain itu, pihaknya sudah memberikan bantuan Zeta Sipermethrin, Temegard dan Abate dan RDT DBD Combo ke seluruh kabupaten/kota di Sumsel. Beberapa kegiatan fogging juga telah dilakukan.

“Untuk pengendalian DBD diimbau masyarakat juga melakukan PSN dengan menguras bak mandi dan penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air dan membuang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk,” tukasnya.

Komentar