ELNEWS – Akhir-akhir ini kita menyaksikan berbagai kecelakaan terkait kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia seperti terbakarnya fasilitas migas yang ada di Plumpang dan Riau.
Kebakaran yang banyak menelan korban di fasilitas public seperti mall di berbagai kota termasuk bencana di fasilitasi olahraga Kanjuruhan.
Wilayah Sumbagsel sebagai bagian dari Indonesia dengan Industrialisasi yang cukup cepat, terjadi juga berbagai musibah K3 misalnya fatalities yang terjadi pada Pulp and Paper, pertambangan batubara, timah dan konstruksi.
Sebagai region di Sumatera dengan pertumbuhan dan kegiatan ekonomi yang signifikan, Sumbagsel perlu melakukan antisipasi untuk mengenal dan mengendalikan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang mungkin saja akan terjadi.
Bambang Utama selaku Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Sumbagsel mengatakan wilayah Sumbagsel harus aware akan risiko dalam bekerja.
“Seluruh pekerja harus aware akan risiko dalam bekerja, khususnya tentang risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)”, ungkap Bambang.
Untuk itu maka, BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Sumbagsel bekerjasama dengan Asosiasi Pengawas Ketenagakerjaan Indonesia (APKI), Balai Jasa Konstruksi Kemenpupera, Kepala Dinas Perumahan Rakyat serta Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar webinar K3 dengan Tema Antisipasi Keselamatan Kerja dan Publik.
Bambang Utama menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan sebagai penggerak awareness sumbagsel khususnya dalam menghadapi hal-hal secara reaktif dan proaktif pada kasus keselamatan kerja di Sumbagsel.
“Webinar ini sebagai bentuk perwujudan forum Ke Sumbagsel sebagai penggerak awareness sumbagsel khususnya dalam menghadapi hal-hal secara reaktif dan proaktif pada kasus keselamatan kerja di Sumbagsel.
Serta sebagai wadah bagi para masyarakat di Indonesia dapat membangkitkan jiwa partisipatif dalam mendukung Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan menjadi dampak positif bagi Sumbagsel,” tambah Bambang.
Acara webinar K3 ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu 10 Juni 2023, dan melibatkan ahli kesehatan kerja baik dari perusahaan, rumah sakit dan puskesmas dengan peserta kurang lebih 500 hingga 700 orang. (Ril)
Komentar