Menakar Keberhasilan GSMP Dalam Perspektif Komunikasi Persuasif

PALEMBANG- Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) secara resmi dilaunching Gubernur Sumsel Herman Deru sejak tahun 2021. Program yang di inisiasi langsung oleh mantan Bupati OKU Timur dua periode itu diyakini menjadi solusi menghadapi tantangan inflasi ke depan dan antisipasi krisis pangan di Sumsel.

Seperti apa program GSMP ? Program GSMP ini sesuatu yang sederhana hanya untuk merubah maindset yang tadinya dari pembeli menjadi memproduksi dengan cara menanam ataupun memanfaatkan perkarangan rumah sebagai media tanam cabai, cung, bawang merah dan lainnya.

“Timbul pemikiran GSMP ini untuk antisipasi terjadinya krisis pangan di Sumsel. Ini juga selaras dengan program pemerintah pusat,” kata Herman Deru seperti dikutip di berita online (Sumber : https://lahatpos.disway.id/read/611249/inisiasi-herman-deru-luncurkan-gsmp-sejalan-program-pusat-antisipasi-krisis-pangan-global).

Diketahui, dalam mencanangkan program GSMP, Gubernur Herman Deru mengajak seluruh Bupati dan Wali Kota se-Sumsel untuk menjalankan program GSMP di wilayah masing-masing dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Hal ini pun disampaikan Herman Deru di setiap kunjungan ke daerah-daerah, betapa tidak dengan mencanangkan program GSMP, Herman Deru meyakini setiap daerah mampu menekan angka stunting dan mengurangi angka kemiskinan di daerah.

Sejak berjalan pada tahun 2021 lalu apakah implementasi program GSMP berhasil ? Dalam kaitan ini, penulis akan mengulas keberhasilan program GSMP dalam perspektif komunikasi persuasif.

Apa yang dimaksud komunikasi persuasif ? Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Komunikasi persuasif merupakan proses penyampaian pesan yang dimaksudkan untuk memperkuat, membentuk ataupun mengubah tanggapan seseorang. Atau lebih tepatnya berguna untuk mempengaruhi orang lain supaya sependapat dengan komunikator. Komunikasi persuasif sendiri indentik dengan komunikasi yang sifatnya membujuk orang lain tanpa adanya paksaan untuk sependapat dengan pembicara.

Menurut Atep Adya Barata dalam buku Dasar-dasar Pelayanan Prima (2005), komunikasi persuasif adalah bentuk komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar komunikan mau bertindak sesuai keinginan komunikator. Sementara itu, dikutip dari buku Strategi Branding: Teori dan Perspektif Komunikasi dalam Bisnis (2020) oleh Bambang D. Prasetyo dan Nufian S. Febriani, Erwin P. Betinghaus mendefinisikan komunikasi persuasif sebagai berikut: “Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan untuk mengubah konsep, ide atau gagasan, perilaku seseorang, serta hubungan kegiatan antara komunikator dan komunikan, agar perilaku dan penglihatan pendengar (komunikan) dapat terpengaruhi.”

Sederhananya, komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilaksanakan untuk mengubah pandangan, pemikiran, pendapat, dan perilaku komunikannya. Tiap komunikator memiliki tujuan yang berbeda ketika membujuk komunikannya. Agar tujuan itu tercapai, komunikator harus menguasai berbagai teknik komunikasi yang bisa menumbuhkan motivasi atau minat khalayaknya.

Apa tujuan komunikasi persuasif ? Dilansir dari buku Komunikasi Antarpersonal (2015) karya Alo Liliweri, tujuan utama komunikasi persuasif adalah memengaruhi orang lain. Pengaruh tersebut bisa positif dan negatif. Dikatakan positif, jika pengaruh tersebut menuntun orang lain untuk berubah menjadi lebih baik.

Sedangkan disebut negatif, apabila pengaruhnya memberi dampak buruk bagi orang orang lain. Menurut De Vito, tujuan komunikasi persuasif ialah memperkuat kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung, dengan cara menyampaikan ilustrasi dan menampilkan informasi kepada audiensi.

Apakah program GSMP berhasil dalam perspektif komunikasi persuasif ?
Usai dilaunching Gubernur Herman Deru, program GSMP mulai di implementasikan Bupati dan Wali Kota di Sumsel. Salah satunya yang dilakukan Pj Bupati Muba Drs Apriyadi MSi. Di Kecamatan Bayung Lencir pada Rabu (26/10/2022) yang memboyong banyak bantuan diantaranya bantuan penanggulangan dampak inflasi berupa seribu bibit cabai yang merupakan realisasi nyata mendukung program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang di inisiasi Gubernur Sumsel Herman Deru.

Nah, bibit cabai ini dibeli Bupati Apriyadi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) yang merupakan kalangan ibu-ibu yang telah menerapkan program GSMP, bibit cabai itu juga dibagikan gratis untuk masyarakat Bayung Lencir yang konsepnya dari masyarakat untuk masyarakat.

Selain di Muba, juga hal serupa dilakukan di Kabupaten Muara Enim. Sebagai wujud nyata keseriusan Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam mewujudkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) serta Muara Enim Kawasan Lumbung Pangan (Food Estate) Sumsel, Penjabat (Pj) Bupati Muara Enim Kurniawan bersama Kapolres Muara Enim Aris Rusdiyanto panen jagung Hibrida, Selasa (27/09) di Desa Harapan Jaya.

Adapun pelaksanaan panen jagung Hibrida ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara Pemkab Muara Enim dan Polres Muara Enim yang merujuk pada nota kesepakatan antara Kementerian Pertanian RI dengan Kapolri tentang Pendampingan dalam Pemeliharaan Keamanan pada Pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Nasional tanggal 16 November Tahun 2021 lalu, yang kemudian diteruskan dalam nota kesepakatan bersama antara Pemerintah Sumatera Selatan dengan Polda Sumatera Selatan tanggal 16 Maret 2022 lalu di SPN Betung Kabupaten Banyuasin.

Kegiatan ini pun selaras dengan program Gubernur Sumatera Selatan yang mencanangkan ‘Sumsel Mandiri Pangan’ khususnya pengembangan komoditas jagung seluas 200.000 hektar di Provinsi Sumatera Selatan’ serta ‘Muara Enim sebagai Kawasan Food Estate ‘Lumbung Pangan Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam kesempatan itu, Pj Bupati menyampaikan bahwa target produksi jagung di Kabupaten Muara Enim tahun 2022 ini, yaitu sebesar 6.223 ton pipilan kering, dengan sasaran luas panen 1.440 hektar dan produksi rata-rata 43,2 kwintal perhektar, sementara kegiatan panen jagung di Desa Harapan Jaya ini dengan luas lahan 2 Hektar.

Untuk diketahui, tidak hanya di dua Kabupaten itu saja GSMP di-implementasikan, di Kabupaten lain yakni Musi Rawas Utara Disela-sela kunjungan kerja (Kunker)-nya di Kabupaten Musi Rawas Utara, Rabu (26/10). Gubernur Sumsel H Herman Deru menyempatkan diri meninjau lebih dekat kreatifitas Gunawan salah satu warga Desa Sukowono Kecamatan Jayaloka yang kreatif memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya dengan ditanami berbagai kebutuhan sehari-hari.

Dalam tinjauannya itu Herman Deru dengan jeli memperhatikan satu-persatu tumbuhan cabai, terong, sawi, bawang yang tumbuh dengan subur. Bahkan Herman Deru juga senpat memberi makan ternak lele milik Gunawan.

“Saya sengaja datang langsung kerumah Pak Gunawan, sebagai salah satu warga yang turut andil mensukseskan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Kalau banyak Gunawan-Gunawan yang lain maka inflasi kSumsel) tetap terjaga. Dan Kabupaten Musi Rawas sudah mengawalinya,” kata Herman Deru disela-sela tinjauannya dalam press rilis Humas Pemprov Sumsel, Rabu (26/10).

Menurut Herman Deru, kepekaan masyarakat terhadap lingkungan sekitar akan banyak memberikan manfaat karena memberi nilai tambah terhadap perekonomian. “Dengan begitu masyarakat tidak selalu harus membeli dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena sebagian diantaranya dapat dipenuhi secara mandiri,” tambahnya.

Melihat beberapa contoh dari implementasi GSMP Kabupaten tersebut dapat kita lihat pengaruh dari komunikasi persuasif GSMP Herman Deru sangat berpengaruh ke masyarakat. Untuk diketahui, tujuan komunikasi persuasif yakni Merangsang: Berguna untuk memperkuat keyakinan komunikan dengan apa yang disampaikan komunikator, untuk itu perlu disampaikan suatu fakta.

Kemudian Meyakinkan: Proses ini bertujuan untuk meyakinkan individu sehingga memunculkan perubahan emosi, seperti keyakinan, penilaian, sikap, dll, dan Ajakan bertindak: Opsi ini, komunikator mengajak komunikan untuk bertindak dengan mencuri perhatian mereka. Dengan tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu, atau memecahkan masalah serta mengusulkan opsi-opsi solusi terkait objek yang diperbincangkan.

Dalam kaitan menakar keberhasilan GSMP dalam konteks komunikasi persuasif penulis menyimpulkan ajakan untuk menjalankan program GSMP di Sumsel berhasil dan penuh antusias dilaksanakan. Penulis berharap, ke depan tidak hanya dalam konteks komunikasi persuasif program GSMP berhasil namun keberlanjutan program GSMP juga harus mulus dan berhasil berjalan agar masyarakat Sumsel bisa lebih mandiri dalam upaya enjaga ketahanan pangan di Sumsel.

Komentar