PALEMBANG- Inovasi dan kreativitas menjadi kunci seorang desainer bertahan di dunia fashion. Karya ditampilkan harus mampu memberikan sentuhan baru namun tetap mempertahankan ciri khas tradisional. Nyatanya, hal itu lah yang menjadikan Lina Dedy, desainer Lady’s Tenun Klasik untuk bertahan bahkan berkembang.
Salah satunya, inovasi yang sampai sekarang menjadi inspirasi desainer lain yang bermain di ranah kain tradisional adalah jumputan songket. “Dulu mereka (desainer, red) masih mengunakan kain songket atau jumputan saja, saya sudah memperkenalkan kain jumputan songket sejak 2010 lalu, katanya.
Bahkan, kata dia, dirinya memperkenalkan langsung kepada ibu gubernur waktu itu, Eliza Alex Noerdin di Griya Agung. “Saat itu beliau (Eliza Alex Noerdin, red) memang sangat support untuk pengembangan kain tradisional di Sumsel,” ucap Lina
Diakui Lina, dirinya memang rutin memberikan sentuhan baru pada setiap karya miliknya. Namun tetap mempertahankan ciri khasnya berupa penggunaan kain tradisional. Seperti songket, jumputan, batik dan kain tradisional lainnya. Seperti aplikasi angkinan pada busana.
Terbaru, kata dia, karya ditampilkan saat Indonesia Modest Fashion Week atau dikenal dengan sebutan IMFW. Event yang menjadi trendsetter modest lifestyle dalam busana Modest atau Muslim Fashion.
Tahun ini, IMFW akan diselenggarakan selama 4 hari pada tanggal 27 – 30 Oktober 2022 di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center (JCC), Lady’s Tenun Klasik yang mengangkat tema The Beauty of Prada.
Lina mengatakan, prada IMFW kali ini dirinya menghadirkan koleksi Prada. Pemilihan Prada karena kain ini sangat cantik dan sangat cocok. Apalagi, orang tahu-nya kain cantik dari Palembang itu songket saja, padahal ada banyak sekali kain yang cantik. Salah satunya Prada. “
Lady’s Tenun Klasik menampilkan 11 koleksi busana kain prada dan kain jumputan yang diprada dan dilukis dengan warna-warna yang gemerlap.
Dikatakan, busana yang ditampilkan tetap mempertahankan ciri khas dari busana Lady’s Tenun Klasik yakni klasik, mewah dan elegan. Mulai dari set dress, bolero dan gamis hingga abaya.
Koleksi dari kain prada ini menjadikan sebuah karya cantik yang elegant dan klasik tanpa menghilangkan nuansa etnic yang merupakan ciri khas dari Lady’s tenun klasik yang selalu menampilkan koleksi-koleksi etnic dari Palembang. “Busana ini tampil dengan cuting yang sangat unik dengan aksen sangat detail dibikin secara handmade,” ulas dia.
Ia mengatakan, dirinya sengaja menggunakan kain prada Palembang. Selain cantik kain ini merupakan warisan budaya bangsa Indonesia. Namun tetap dengan fashion yang dikemas modern agar bisa diterima diseluruh nusantara khususnya di acara Indonesia Modest Fashion Week 2022.
Kain peradan atau disebut juga kain prada juga menjadi salah satu kain tradisional Palembang. Umumnya, kain prada menggunakan bahan organdi atau kain yang sudah jadi lengkap dengan motif khas Palembang lalu diprada.
Teknik prada dimulai dengan pemberian lem pada motif kain kemudian dijemur kembali. Proses produksi kain prada ini membutuhkan sekitar 3 hari tergantung cuaca.
Selain itu, kata dia, dirinya juga menggunakan ATBM Sutra, organdi sutra, Tenun songket dan ciffon sutra. Kemudian, jumputan titik tujuh aplikasi prada serta jumputan lukis aplikasi prada. “Proses yang rumit dan panjang ini dibikin sangat detail dan handmade,” pungkasnya. (*)
Komentar