PALEMBANG- Jumlah hotspot di wilayah Sumatera Selatan mengalami kenaikan signifikan. Pada Rabu (3/7/2024), jumlah titik panas melonjak dari 2 menjadi 12. Titik-titik panas tersebut tersebar di berbagai daerah di Sumsel. Kenaikan ini menjadi perhatian khusus mengingat potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Hari ini terjadi peningkatan 12 hotspot berdasarkan data Sipongi KLHK dibandingkan hari sebelumnya. Cuaca saat ini sangat panas,” kata Ferdian Kristianto, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera.
Ferdian menjelaskan bahwa meskipun angka tersebut belum mencapai puncak kemarau, potensi jumlah hotspot bisa mencapai puluhan bahkan ratusan dalam sehari.
“Hingga saat ini belum ada laporan kebakaran hutan dan lahan dari tim patroli sampai siang hari,” tambahnya.
Dari 12 hotspot tersebut, 2 berada di Gelumbang Muara Enim, 1 di Tanjung Lago Banyuasin, 1 di Lais Keluang, 1 di Jirak Jaya Musi Banyuasin, 3 di Suku Tengah Lakitan Ulu Terawas dan Muara Kelingi Musi Rawas, 2 di Rawas Ilir Musi Rawas Utara, dan 1 di Lahat.
Ferdian menegaskan bahwa hotspot belum tentu berarti terjadi Karhutla karena belum terjadi titik api. Pemantauan dilakukan untuk mengidentifikasi titik panas yang dapat menjadi sumber Karhutla.
“Kami akan melakukan pemantauan dan patroli terus-menerus. Beberapa hotspot mungkin tidak terdeteksi karena luasnya yang kecil, dan ini akan memerlukan groundcheck untuk memastikannya,” jelasnya.
Pihaknya akan melakukan analisis lebih lanjut sebelum langsung mengirimkan tim ke lokasi hotspot. Jika terjadi peningkatan hotspot secara berkelanjutan, tim akan segera turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.
“Kami akan melakukan analisis terlebih dahulu, menggunakan citra satelit untuk menentukan prioritas area, apakah lokasi tersebut merupakan pemukiman, hutan, atau kebun. Jika ada indikasi mencurigakan, seperti hotspot terdeteksi dua hari berturut-turut di lokasi yang sama, kami pasti akan segera meresponsnya,” ungkap Ferdian.
Komentar