LAHAT- Bursah Zarnubi-Widia Ningsih resmi dilantik menjadi Bupati-Wakil Bupati Lahat, periode 2025-2030. Pemimpin Kabupaten Lahat, yang mengusung tagline ‘menata kota membangun desa’ ini menargetkan, segera bekerja menuntaskan pekerjaan rumah (PR) di Bumi Seganti Setungguan.
Salah satu PR yang dikebun penyelesaiannya ialah terkait kemiskinan. Karena data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel, Kabupaten Lahat berada diurutan teratas kemiskinan extrim di Provinsi Sumsel.
Bursah Zarnubi mengakui, faktor kemiskinan masih membelenggu warga Lahat. Untuk itu, setelah resmi dilantik ia bersama Widia Ningsih sebagai wakil Bupati Lahat, segera tancap gas untuk merealisasikan program program yang berperan bagi kemajuan kesejahteraan rakyat.
Salah satunya yakni pembangunan irigasi untuk petani. Menurutnya, program tersebut sangat penting agar hasil pertanian melimpah yang kemudian akan berimbas bagi peningkatan ekonomi petani itu sendiri
“Ya solusinya ekonomi masyarakat harus kita benahi. Ketersedian lapangan kerja. Termasuk kita juga akan mendorong agar perusahaan perusahaan di Lahat berperan serta salah satunya membuka kesempatan bagi tenaga kerja lokal untuk bekerja,” ujar Bursah Zarnubi, Kamis (20/2/2025).
Disisi lain, pria yang akrab disapa BZ ini mengatakan, visi misi yang dimilikinya ini, juga selaras dengan program Presiden RI Prabowo Subianto, membangun desa. Tentunya dengan irinya akan turut mendorong terwujudnya Indonesia sentris sehingga pembangunan terjadi merata di seluruh Indonesia termasuk di Kabupaten Lahat. Menurutnya jika pembangunan hanya dilakukan atau mengutamakan Jawa Sentris, maka akan terjadi ketimpangan.
“Kenapa misi kami membangun desa menata kota, salah satunya untuk mewujudkan Indonesia sentris. Pusat juga harus memperhatikan Lahat, desa itu tulang punggung bagi kemajuan pembangunan. Insya Allah setelah kami dilantik ini kami langsung tancap gas membangun Lahat,” sampainya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel mencatat, pada Maret 2024 Kabupaten Lahat merupakan daerah dengan kemiskinan extrim tertinggi di Provinsi Sumsel. Terdapat 60 ribuan penduduk masuk kategori miskin, dan 1,09 diantaranya tergolong miskin ekstrim.
Komentar