Kembangkan Kopi Sumsel, Tingkatkan Nilai Ekspor

PALEMBANG- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengembangkan Kopi Sumatera Selatan (Sumsel) guna meningkatkan nilai ekspor di wilayah itu.

Kepala OJK Sumsel Babel Arifin Susanto di Sleman, Rabu, mengatakan Indonesia merupakan negara produsen kopi ketiga terbesar di dunia, setelah Brazil dan Vietnam. Sumsel salah satu daerah penghasil kopi tertinggi di Indonesia.

Namun, produksi kopi Sumsel itu kebanyakan diperjualkan ke Lampung. Kemudian, Lampung melakukan pengemasan ulang untuk diekspor ke luar negeri.

“Sehingga, kopi Lampung lebih dikenal di mata dunia dan mereka yang mendapatkan nilai devisa. Oleh sebab itu, kami berkeinginan mengembangkan Kopi Sumsel agar mendunia dan berdampak pada nilai ekspor,” katanya.

Dalam hal mendorong pengembangan Kopi Sumsel, OJK berencana membentuk Desa Ekosistem Keuangan Inklusi (EKI) di Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam guna meningkatkan akses keuangan bagi petani kopi.

“Program ini dilaksanakan di dua daerah tersebut karena memiliki potensi terbesar di Sumsel,” jelasnya.

Selain itu, Pemprov Sumsel, Kamar Dagang Indonesia (KADIN), dan juga OJK Sumsel Babel menggelar kegiatan minum kopi secara serentak di bantaran Sungai Musi yang diikuti ribuan peserta untuk memecahkan rekor MURI.

“Kegiatan ini direncanakan pada tanggal 13 Juli 2023 untuk memecahkan rekor MURI, sekaligus memperkenalkan Kopi Sumsel ke masyarakat luas,” kata Arifin.

Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 luasan lahan kopi di Sumsel seluas 267.867 hektare, sedangkan volume produksinya mencapai 212,4 ribu ton.

Bawaslu

Komentar