MUSI BANYUASIN- Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Muba nomor urut 2, Toha-Rohman, tengah berada di tengah kontroversi terkait dugaan money politics. Praktek ini tidak hanya menunjukkan pelanggaran etika kampanye, tetapi juga mencerminkan kelemahan mendasar dalam intelektual, moral, dan spiritual pasangan tersebut.
Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar, mengkritik keras pasangan Toha-Rohman. Menurutnya, rendahnya dukungan elektoral dan elektabilitas mereka menunjukkan bahwa pasangan ini gagal meraih kepercayaan masyarakat.
“Toha-Rohman cenderung mengandalkan cara-cara yang tidak etis, seperti money politics, karena kurangnya kompetensi dan kapabilitas untuk memimpin Muba,” tegas Bagindo.
Lebih lanjut, Bagindo menilai bahwa tindakan money politics ini merupakan sinyal dari kelemahan moral dan ketidakmampuan pasangan ini untuk mengedepankan nilai-nilai kepemimpinan yang baik.
“Ini adalah bukti bahwa Paslon nomor 2 ini tidak memiliki kualitas kepemimpinan yang layak. Mereka memilih jalan pintas untuk meraih dukungan, alih-alih mengedepankan visi dan program yang jelas,” tambahnya.
Sementara itu, rival mereka, pasangan nomor urut 1, terus menunjukkan peningkatan stabil dalam elektabilitas dan dukungan elektoral. Hal ini kontras dengan Toha-Rohman yang terperosok dalam isu-isu negatif dan ketidakmampuan memimpin secara moral maupun strategis.
Ketua Bawaslu Muba, Beri Pirmansyah, juga menyatakan bahwa pihak Sentra Gakkumdu telah menerima beberapa laporan terkait dugaan money politics oleh tim Toha-Rohman. Salah satunya adalah video viral yang memperlihatkan bagi-bagi uang oleh tim pendukung paslon ini.
“Kami sudah memulai proses klarifikasi dan akan segera menggelar penyelidikan untuk menentukan sanksi yang tepat jika terbukti,” jelas Beri.
Jika terbukti melakukan pelanggaran, Paslon Toha-Rohman terancam sanksi pidana hingga pembatalan pencalonan, yang akan menjadi titik balik bagi masa depan Pilkada Muba. Dengan banyaknya kelemahan yang muncul, semakin jelas bahwa pasangan ini tidak layak memimpin Muba dan tidak membawa solusi yang dibutuhkan masyarakat.
Komentar