Lembaga Survei Ungkap Lucianty-Syaparuddin Sudah Penuhi Syarat Menang

MUSI BANYUASIN- Kuatnya magnet elektabilitas Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Muba Nomor Urut 1 Lucianty-Syaparuddin makin tak terbendung dan sulit diimbangi paslon Toha Tohet-Rohman.

Secara hitungan ststistik, elektabilitas Lucianty-Syaparuddin sudah melampaui lebih dari 50 persen, sementara syarat untuk menang di Pilkada Muba harus lebih dari 50 persen.

“Lucianty-Syaparuddin berpotensi untuk meraih kemenangan tersebut, dengan sisa waktu Pilkada yang akan digelar beberapa hari lagi, peluang Lucianty-Syaparuddin sangat besar menang pada Pilkada Muba 2024 ini,” ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), Arianto MIKom, Pol.

Ia merinci, adapun syarat kemenangan yang sudah diperoleh oleh paslon Lucianty-Syaparuddin yakni keduanya dipersepsikan pemilih paslon yang perhatian pada rakyat (59,6 persen).

“Kemudian Lucianty-Syaparuddin dipilih karena Sudah ada bukti hasil nyata kerjanya (90,5 persen), Berpengalaman di pemerintahan ( 88,0 persen), Mampu membawa perubahan yang lebih baik (50,8 persen),” imbuhnya.

Selain itu, alasan pemilih menjatuhkan pilihannya pada Lucianty-Syaparuddin karena diyakini orangnya pintar/berpendidikan (61,1 persen) dan Ramah atau mudah ditemui (87,5 persen) serta mampu memecahkan masalah /persoalan di Muba (52,2 persen).

“Hasil survei juga menunjukkan, Lucianty sudah lama tertanam di hati di masyarakat Muba melakukan kerja sosial. Terbukti dengan angka tingkat kedisukaan yang tinggi dan berbanding selaras dengan tingkat kedikenalan,” urainya.

Sementara itu, Faktor lain yang membuat paslon Lucianty-Syaparuddin berpotensi menarik suara elektoral tinggi yakni dimana aksi WO paslon Toha-Rohman pada debat publik kedua. Tindakan ini dianggap pemilih tidak mampu memecahkan permasalahan di Muba.

Apalagi, pada saat debat pertama sebelumnya, paslon tersebut, khususnya Calon Bupati (Cabup), Toha Tohet banyak melakukan blunder. Seperti salah mengartikan maksud gender, kemudian gagap saat menjawab serta beberapa insiden lainnya. Selain itu, dalam debat pertama juga, Cawabup, Rahman yang lebih banyak mengambil peran.

Sehingga, aksi walk out tersebut sebagai suatu kesengajaan yang dibuat agar tidak terlibat dalam debat.

“Sangat disayangkan, karena itulah salah satu kesempatan publik untuk menilai program atau visi misi paslon yang disampaikan dalam debat. Kalau hanya Walk Out dan tidak puas bagaimana publik mau menilai,” kata Direktur Pusat Studi Kebijakan dan Politik (PSKP), Dr (Cand) Ade Indra Chaniago MSi.

Ia juga menambahkan, aksi walk out tersebut malah menimbulkan persepsi negatif dari masyarakat terhadap paslon tersebut. “Justru hal ini bisa menimbulkan persepsi negatif bagi paslon itu sendiri. Makanya sangat disayangkan sekali kenapa harus mundur di tengah jalan,” kata Ade.

Bawaslu

Komentar