ELNEWS – Di tangan kreatif para cosplayer SMA Negeri 2 Lahat (Smandala), bahan plastik dan kertas bisa jadi busana yang bervariatif dan unik.
Menariknya lagi, busana-busana tersebut dikenakan para cosplayer, saat Pawai Karnaval Tingkat Pelajar pada peringatkan HUT ke – 78 RI. Tidak ketinggalan dengan didukung riasan wajah para cosplayer saat itu, berhasil membawa nama Smandala menjuarai posisi pertama kategori pawai kreasi.
Beragam mode busana dibuat siswa-siswi Smandala, dari yang menyerupai tokoh nusantara hingga tokoh Disney, seperti tokoh wayang Gatotkaca dan Cinderella.
Kepala SMA Negeri 2 Lahat Dr Tri Turnadi MPd merasa bangga atas prestasi yang diraih para peserta didik dibawah kepemimpinannya. Sebab, apa yang telah dilakukan siswa-siswinya dalam membuat karya, untuk pawai karnaval terlaksana dengan sangat baik.
“Senang pastinya, hasilnya juga luar biasa sekali. Karena anak-anak bisa menampilkan hasil kreasi mereka sendiri tanpa campur tangan orang luar. Apalagi disaksikan oleh masyarakat umum, dewan juri hingga pejabat pemerintahan,” ungkapnya, Sabtu (26/8/2023).
Tri berharap, prestasi tersebut dapat menambah semangat dan jadi motivasi bagi anak, untuk terus berkreasi lebih baik dan lebih bagus ke jenjang yang lebih tinggi. “Lagi, siswa Smandala tidak hanya berpartisipasi tapi juga berprestasi,” ujarnya.
Pembina Osis, Febri Kurniawan menambahkan, siswa Smandala juga pernah menjadi cosplayer, seperti saat pawai karnaval lalu. Sedangkan, persiapan pembuatan busana untuk perayaan Agustus ini, dilakukan sejak Minggu terakhir bulan Juli.
Selain ide dari siswa, pembuatan custom juga dibantu dengan ide-ide menarik dari para guru seni, yang berkaca dari tahun sebelumnya. Sehingga busana yang ditampilkan tahun ini, juga lebih unik. Bahan yang digunakan juga memanfaatkan kardus, plastik atau asoy, koran dan lainnya.
“Rata-rata busana diperagakan oleh perempuan, jadi banyak karakter Disney yang ditampilkan. Namun ada juga tokoh Gatotkaca dan lainnya,” terang Febri.
Febri juga menuturkan, pembuatan hingga peragaan busana tersebut, merupakan salah satu contoh dari pelaksanaan kurikulum merdeka. “Jadi salah satu tema yang ada pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),” sampainya. (via)
Komentar