Jambi – Sebagai upaya mendukung program reintegrasi sosial dan meningkatkan kemandirian ekonomi klien pemasyarakatan, Pertamina melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Sultan Thaha menginisiasi pelatihan keterampilan menjahit bagi klien Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jambi.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina yang bertujuan untuk membekali klien Bapas Kelas I Jambi, dengan keterampilan praktis yang dapat digunakan untuk mendukung kemandirian ekonomi pasca masa pemasyarakatan.
Pelatihan intensif yang dimulai sejak akhir September 2024 ini akan berlangsung selama dua bulan di Rumah Edukasi Pertamina, yang terletak di area Bapas Kelas I Jambi, dengan jadwal pertemuan dua kali seminggu.
Pada tahap pertama, pelatihan telah melibatkan 14 klien pemasyarakatan sebagai peserta, dan jumlah ini akan terus bertambah secara bertahap seiring dengan berjalannya program. Secara keseluruhan, program ini menargetkan lebih dari 1.000 klien Bapas Jambi untuk mengikuti pelatihan hingga akhir tahun.
Program ini juga terwujud berkat kerjasama yang terjalin antara Pertamina dan Bapas Kelas I Jambi, yang telah resmi ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
Kerjasama ini mencerminkan komitmen bersama kedua pihak untuk mendorong pengembangan keterampilan dan kapasitas klien pemasyarakatan, sehingga mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses saat kembali ke masyarakat.
Kepala Bapas Kelas I Jambi, Andi Mulyadi menyampaikan apresiasi kepada Pertamina atas program yang diberikan, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya Bapas untuk menciptakan lingkungan rehabilitasi yang konstruktif dan produktif.
“Kami sangat mengapresiasi kerjasama dengan Pertamina ini. Kami berharap pelatihan menjahit yang diberikan dapat memberikan bekal yang bermanfaat bagi para klien untuk menghadapi tantangan setelah masa pembinaan,” ungkap Andi.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk nyata kontribusi Pertamina dalam mendukung pemberdayaan masyarakat.
Serta mendorong terciptanya iklim sosial yang kondusif untuk reintegrasi klien pemasyarakatan di berbagai wilayah operasionalnya.
“Program pelatihan ini kami rancang agar para klien pemasyarakatan memiliki keterampilan yang bisa menjadi modal usaha mandiri. Harapannya, setelah menyelesaikan masa pembinaan, mereka dapat kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan yang memadai dan siap menghadapi dunia kerja maupun berwirausaha,” tegas Nikho.
Selain memberikan pelatihan menjahit, program ini juga mendukung tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta poin 4: Pendidikan Berkualitas.
Dengan menyediakan pelatihan yang inklusif dan mendukung peningkatan kapasitas, Pertamina turut berperan aktif dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang layak, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, serta memberikan akses pendidikan keterampilan yang bermanfaat bagi kelompok masyarakat rentan.
Komentar