Sumsel Target Investasi Rp64,82 T

Palembang – Target investasi di Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2024 ini dipatok Rp 64,82 triliun. Angka itu naik tinggi dibandingkan 2023 yang hanya Rp 47,48 triliun. Ada kenaikan sebesar Rp 17,34 triliun.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu) Sumsel, Eko Agusrianto.

“Target tahun ini hampir Rp 65 triliun, kenaikannya memang tinggi dari BKPM karena Sumsel menjadi provinsi penyokong capaian investasi di Sumatera. Sumsel tertinggi nomor 2 di Sumatera setelah Riau, tapi kita di atas Sumut,” ujar Eko, Kamis (21/3/2024).

Menurutnya, kontribusi target investasi itu masih berasal dari penanamam modal asing (PMA) maupun penanamam modal dalam negeri (PMDN). Kategori sektornya masih sama, yakni berasal dari induatri pertambangan, kertas dan percetakan, liatrik, gas dan air serta lain-lainnya.

Sementara untuk realisasi investasi di Sumsel sepanjang 2023 yang mencapai Rp 47,48 triliun, alami kenaikan 15,5% secara yoy (year on year) dibandingkan 2022 yang hanya Rp 41,12 triliun. Angka itu lebihi target RPJMD yang hanya Rp 32,37 triliun atau terealisasi 146,68%.

Namun, jika berdasarkan target BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) realisasi Sumsel hanya tercapai 86,33% dari target Rp 55 triliun.

“Target BKPM ini naik dari sebelumnya yang hanya Rp45 triliun menjadi Rp 55 triliun pada 2023. Tapi acuan kita tetap pada RPJMD dan itu sudah tercapai,” katanya.

Realisasi investasi pada 2023 disebutnya berasal dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 21,88 triliun atau 46,08%. Angka itu secara yoy naik 24,32%. Sementara dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 25,6 triliun atau 53,92%. Angka itu naik 8,84% secara yoy dibandingkan 2022.

Secara sektoral, ada 5 besar industri yang memberi kontribusi. Yakni industri kertas dan percetakan Rp 11,75 triliun, pertambangan Rp 8,32 triliun, listrik, gas dan air Rp 6,98 triliun. Kemudian industri makanan Rp 4,07 triliun dan tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp 3,8 triliun.

“Untuk PMA, ada 5 daerah yang betkontribusi terhadap capaian investasi. Seperti dari OKI mencapai Rp 11,9 triliun atau 54,37%, Muara Enim Rp 4,32 triliun (19,73%), OKU Rp 2,41 triliun (11,01%), Muba Rp 885 miliar (4,04%) dan Palembang Rp 649 miliar (2,97%),” ungkapnya.

Untuk PMA, negara yang berinvestasi berasal dari Singapura Rp 13,44 triliun, Tiongkok Rp 4,53 triliun, Hongkong dan Tiongkok Rp 1,67 triliun, Jepang Rp 818 miliar dan Malaysia Rp 410 miliar.

Sementara PMDN, kontribusinya berasal dari Palembang yang mencapai Rp 5,5 triliun (21,47%), Muara Enim Rp 3,91 triliun (15,26%), Lahat Rp 3,04 triliun (13,3%), Banyuasin Rp 3,09 triliun (12,09%) dan PALI Rp 2,11 triliun (8,23%).

 

Komentar