Palembang – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah 3 helikopter untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan. Total akan ada 8 helikopter water bombing yang akan dioperasionalkan untuk melakukan pemadaman.
“Kemarin tiba 1 helikopter water bombing setelah sebelumnya juga 2 helikopter water bombing sudah datang untuk penanganan Karhutla. Kini jumlahnya ada 8 helikopter water bombing untuk penanganan Karhutla,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Jumat (27/9/2024).
Ketiga helikopter itu adalah EX-08033/MI8 MTV-1 yang tiba pada 21 September, KAMOV RA-31024/KA-32-C tiba 24 September dan RDPL 34230/MI-8MTV tiba 26 September.
“Masih menunggu verifikasi BNPB untuk operasionalnya, tapi helikopter water bombing itu sudah ada di Palembang (Pangkalan Udara Sri Mulyono Herlambang/SMH),” katanya.
Dia menyebut, tambahan itu untuk antisipasi terjadinya Karhutla di Sumsel meskipun hujan sudah mulai turun di beberapa wilayah. Sesuai prediksi BMKG, peralihan musim dari kemarau ke hujan baru akan terjadi pada Oktober mendatang.
“Untuk upaya pemadaman saat ini masih terus dilakukan di beberapa titik, seperti di Bayung Lencir Kabupaten Muba helikopter masih melakukan 17 kali water bombing. Kemudian di Gelumbang Muara Enim masih diupayakan pemadaman dengan 33 kali water bombing kemarin. Hasil pemantauan udara kondisinya masih berasap,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, 5 helikopter ditarik BNPB karena 4 helikopter di antaranya habis jam terbang (21-24 September) dan 1 helikopter reposisi ke Jambi (12 Agustus). Kelima helikopter itu operasional di Sumsel sejak pertengahan Juli lalu.
Diketahui, pemadaman jalur udara dari sejumlah helikopter water bombing mencapai 70,3 juta liter air dengan 575 kali sorti dan 17.307 kali water bombing. Untuk lima helikopter yang tak lagi operasional di Sumsel, jumlah water bombing yang dilakukan mencapai 40 jutaan liter air.
Sementara untuk helikopter patroli udara, dia menyebut masih terdapat 2 unit yang operasional. Kedua helikopter yang tiba pertengahan Juli lalu ini juga masih terus memantau lokasi-lokasi hotspot dan Karhutla di Sumsel.
Komentar