Titik Hotspot Naik Signifikan

PALEMBANG- Hingga Juli ini, hotspot di Sumsel mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Totalnya mencapai 282 titik. Rinciannya, 282 hotspot selama Juli dengan jumlah terbanyak terdapat di Musi Banyuasin (64 hotspot), Muara Enim (54 hotspot), Musi Rawas (41 hotspot), dan Musi Rawas Utara (25 hotspot).

Sementara dari data BPBD Sumsel, pada 2023 tercatat 20.547 titik hotspot, sementara 2022 terdapat 2.364 hotspot, dan 2021 terdapat 2.794 hotspot. Pada tahun-tahun sebelumnya jumlahnya bervariasi, dengan puncak tercatat pada tahun 2015 dengan 27.043 hotspot.

“Ini sesuai prediksi BMKG bahwa pada Juli dan Agustus akan terjadi kemarau dan peningkatan hotspot. Pada Selasa (23/7), tercatat puncaknya dengan 62 titik panas. Di antaranya, tiga titik terjadi di lahan gambut, sementara 59 titik lainnya terjadi di lahan mineral,” kata M Iqbal Alisyahbana, Kepala Pelaksana BPBD Sumsel.

Sedangkan secara data bulanan, kata Iqbal, jumlah hotspot telah mencapai 722 titik. Pada Januari terdapat 70 hotspot, Februari 15 hotspot, Maret 77 hotspot, April 84 hotspot, Mei 109 hotspot, Juni 85 hotspot, dan hingga 23 Juli mencatat 282 hotspot.

Terpisah, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman menambahkan tiga hari terakhir terjadi lonjakan signifikan jumlah hotspot, mencapai total 98 hotspot. Pada Selasa (23/7), jumlahnya mencapai 62 titik, menjadi yang tertinggi dalam periode tersebut. “Hotspot di lahan gambut hanya terjadi pada Selasa lalu, dengan tiga titik terdeteksi di Musi Banyuasin, Musi Rawas, dan Ogan Komering Ilir (OKI).,” kata dia

Menurut Sudirman, mayoritas hotspot dalam tiga hari terakhir terjadi di lahan mineral, dengan Selasa mencatatkan 59 hotspot di lahan mineral dan tiga hotspot di lahan gambut. Sebelumnya, dua hari sebelumnya hotspot hanya terjadi di lahan mineral. “Kita akan terus pantau dan menghimbau agar masyarakat tidak membakar lahan,” pungkas dia. (Eps)

Komentar