Tujuh Pemda di Sumsel Sudah Status Siaga Karhutlah

PALEMBANG- Adanya peningkatan hotspot di wilayah Sumsel, membuat tujuh daerah di Sumsel meningkatkan status siaga darurat terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah).

Tujuh pemerintah daerah yang telah meningkatkan status siaga tersebut adalah Pemerintah Provinsi Sumsel, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ulu (OKU), dan OKU Selatan. “Sudah 7 Pemda yang meningkatkan status siaga darurat Karhutla,” kata Sudirman, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel.

Kata dia, kenaikan status siaga ini sesuai dengan prediksi BMKG, yang menunjukkan peningkatan titik panas di berbagai wilayah yang telah memasuki musim kemarau. “Puncaknya diperkirakan terjadi pada akhir Juli hingga Agustus,” ucapnya.

Lanjut Sudirman, enam Kabupaten ini merupakan daerah yang rentan terhadap Karhutla. “Penetapan siaga oleh Pemerintah Provinsi Sumsel bisa dilakukan setelah dua dari daerah tersebut meningkatkan statusnya,” tambahnya.

Di samping itu, daerah lain yang juga rawan terhadap Karhutla adalah Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), OKU Timur, Musi Rawas (Mura), Musi Rawas Utara (Muratara), dan Lahat.

“Ada total 12 daerah di Sumsel yang rentan terhadap Karhutla, dan kita masih menunggu kabupaten lain untuk meningkatkan status siaga mereka,” jelasnya.

Berdasarkan laporan dari BPBD Sumsel, beberapa daerah sudah mengalami kejadian Karhutla. Di Banyuasin, tercatat ada 8,4 hektare yang terbakar di beberapa kecamatan, sedangkan di Muba, terdapat 46 hektare di Muara Medak Bayung Lencir, dan di Ogan Ilir, terbakar sekitar 0,4 hektare.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumsel juga telah melaksanakan apel siaga Karhutla. Kepala BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, menyatakan bahwa hampir 1.000 personel telah disiapkan untuk kesiapsiagaan menghadapi Karhutla.

“Hampir 1.000 personel dari berbagai instansi seperti TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, dinas terkait, serta sektor swasta dan lainnya turut serta dalam kesiapsiagaan ini,” ujarnya.

Dia juga menginformasikan bahwa pihaknya telah meminta bantuan 10 helikopter kepada BNPB, dengan dua di antaranya untuk patroli udara dan delapan lagi untuk operasi water bombing.

“Saati ini, dari 10 helikopter yang diminta, baru lima helikopter yang sudah standby. Empat di antaranya akan digunakan untuk water bombing dan satu untuk patroli udara,” tambahnya. (Eps)

Bawaslu

Komentar