ELNEWS — Warga Kelurahan Jogoboyo, Kecamatan Utara II, Kota Lubuklinggau mengeluhkan kondisi salah satu ruas jalan permukiman mereka. Menurut seorang warga, jalan tersebut sudah lima tahun belakangan tidak kunjung diperbaiki. Padahal, jalan tersebut merupakan akses utama yang dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, mulai dari sekolah, bekerja, hingga mengangkut kebutuhan usaha warga setempat.
M. Ani, seorang warga Kelurahan Jogoboyo, mengatakan secara langsung kepada wartawan pada Sabtu (29/4), “Jalan ini sudah sekitar 5 tahun belum mendapatkan perhatian, terlebih lagi inilah jalan satu-satunya yang selalu kami lewati untuk menjalankan aktivitas penting sehari-hari, mulai dari sekolah, kerja, sampai mengangkut kebutuhan usaha setiap warga.”
Ia juga menceritakan keinginan warga setempat untuk mendapatkan fasilitas pembangunan yang layak untuk wilayah mereka. “Jalan ini kalau hujan, ampun nian, becek, genangan banyak. Sudah itu, kami terkadang swadaya secara mandiri sama masyarakat untuk mengecor jalan ini. Terus juga sudah sering kami sampaikan di musrenbang, tapi belum juga ada tanggapan.”
Lebih lanjut, M. Ani menambahkan soal penerangan jalan yang tidak kunjung ditambah dan diperbaiki, padahal warga sekitar sudah mengumpulkan kurang lebih sekitar 60 KTP warga RT. 05 hingga RT. 02 dan mengajukan proposal ke PLN Kota Lubuklinggau.
“Di sini, aliran listrik juga tidak stabil, lampu jalan tidak ada, tiangnya kurang, jadi kami pakai kayu sama bambu untuk nahan kabel biar tidak turun ke bawah. Kalau malam, di sini gelap nian, kadang was-was kalau balik malam. Belum lagi tegangan listrik di sini juga naik turun, kadang peralatan elektronik banyak rusak, seperti lampu, casan, dan lainnya,” ujarnya.
M. Ani berharap pemerintah setempat dapat datang dan melihat secara langsung kondisi jalan di sana, serta kondisi penerangan jalan dan tegangan listrik yang tidak stabil. “Kami berharap agar pemerintah setempat dapat datang dan melihat secara langsung kondisi jalan di sini, serta kondisi penerangan jalan dan tegangan listrik yang tidak stabil. Kami merasa hidup di kota, tapi seperti hidup di dusun,” pungkasnya. (den)
Komentar